Minggu, 08 Maret 2015

KEBIASAAN MASYARAKAT LOMBOK SELATAN GO INTERNATIONAL

KEBIASAN MASYARAKAT SASAK SELATAN
GO INTERNASIONAL

Sudah menjadi suatu tradisi bagi masyarakat suku Sasak Selatan pada setiap bulan Pebruari – Maret di Pantai Laut Selatan. Kebiasaan masyarakatan tersebut adalah Budaya Bau Nyale yang jatuh setiap tanggal 19 – 20 bulan sepuluh menurut kalender Sasak. Dan biasanya tradisi bau nyale tersebut biasanya akan terjadi pada setiap bulan Pebruari setiap tahun. Kini pada tahun 2015 pun kembali terjadi pada minggu kedua Bulan Pebruari tepatnya pada tanggal 9 – 10 Pebruari 2015.
Brugaq yang dipakai sebagai singasana para Pangeran, Putri Mandalika, dan Raja Tunjang Beru (Kerajaan Sekar Kuning) di Kuta, 9 Pebruari 2015

 Di tahun ini 2015 kebiasaan masyarakat Suku Sasak yang berada di Pantai Laut Selatan, yakni Desa – desa yang mendiami wilayah Kecamatan Pujut pun tak lepas dan tidak bisa melupakan tradisi tersebut. Merekapun secara mandiri merayakannya dengan cara saling bahu-membahu mengumpulkan biaya secara materi maupun tenaga untuk merayakan dan menyambut tradisi tersebut. Kebiasaan masyarakat selatan ini pun tentu tidak terlepas dari dukungan para pengusaha, tokoh masyakat, tokoh agama, tokoh adat yang berada di sekitar kecamatan Pujut. Begitu juga pemerintah setempat juga turut ambil bagian di dalamnya, diantara Bapak Wakil Bupati Lombok Tengah H. Lalu Normal Suzana, Bapak Camat Pujut, seluruh Kepala desa se Kecamatan Pujut diantara yang tampak hadir Lalu Badarudin Kepala Desa Kuta, Kepala Desa Rambitan, Kepala Desa Prabu Jaya. 
Perayaan Bau Nyale di Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah pun sangat meriah. Perayaan itupun dimeriahkan oleh arak – arakan peserta karnaval yang dilepas oleh Camat Pujut pada Senin sore di depan Hotel Tastura Kuta. Festival karnaval Bau Nyale yang berlangsung di Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah juga menampilkan antraksi Gendak Beleq, tarian Amaq Abir dan juga dimeriahkan oleh pementasan singkat tentang drama klosal Putri Mandalika.



Salah Satu Group Karnaval Kuta, 9 Februari 2015

Dalam karnaval tersebut nampak ikut berpartisipasi Camat Pujut yang mengiringi rombongan dari depan Hotel Tastura sampai ke pantai Segar Kuta. Sementara di Pantai Seger Kuta arak – arakan festival Bau Nyale Masyarakat Kuta dan sekitarnya telah di tunggu kedataangannya oleh Bapak Bupati Lombok Tengah.





Putri Nyale dari salah satu peserta karnaval Mandalika. di Kuta, 9 Pebruari 2015
Dalam rombongan arak – arak festival karnaval bau nyale Kuta Nampak juga antraksi jaran kamput (Kuda Kayu) yang merupakan salah satu antraksi yang dibawa oleh peserta karnaval yang berasal dari Desa Prabu Jaya. Desa Prabu Jaya merupakan Pemekaran dari Desa Ketara. Desa Prabu Jaya bersebalahan Langsung Dengan Desa Kuta. Dimana Desa Kuta merupakan desa tempat pementasan puncak perhelakan akbar tradisi Bau Nyale Masyarakat Sasak yang mendiami wilayah pantai Laut Selatan. Selain itu juga Nampak ikut serta didalam karnaval tersebut adalah kesenian kecimol dusun Mengalung Desa Kuta, dan beberapa kesenian gendeq BeleqJaran Kamput (kuda Kayu) di Kuta, 9 Pebruari 2015                    Beleq yang di bawa oleh masing-masing dusun yang berada di seluruh desa Se  Kecamatan Pujut. Selain dua jenis musik tradisional sasak (traditional Dance) tersebut juga turut dimeriahkan oleh penampilan antraksi dari grup dram band/ mercing band MTS Negeri Kuta. 
Group Marcyng Band MTS Negeri Kuta di Kuta, 9 Pebruari 2015


Mobil hias yang membawa Para pemain di Kuta, 9 Pebruari 2015


Sementara di Hotel Novotel Kuta, Bapak Bupati Lombok Tengah H. Normal Suzana yang menunggu Kedatangan arak   -  arakan peserta karnaval di sebelah kanan Hotel Novotel Kuta pun telah mempersiapkan tata cara penyambutannya. Dalam Sambutannya Bapak Bupati Lombok Tengah mengatakan bahwa festival Bau Nyale yang berlangsung di Pantai Kuta Kecamatan Pujut Lombok tengah jangan dijadikan sebagai festival tandingan karnaval Bau  Nyale yang sehari sebelumnya sudah diadakan di pusat Kabupaten Lombok Tengah Kota Praya. Selain pernah itu juga Bapak Bupati Lombok Tengah menambahkan dalam sambutannya menyatakan bahwa festival Mandalika atau Bau Nyale boleh dilakukan oleh siapapun masyarakat Sasak Bumi Lombok dari segala elemen baik tingkat RT/RW, Kadus, Desa, Kecamatan, Bahkan sampai ke Tingkat Propinsi.


Salah Satu Gendeq Beleq tradional dance Lombok di Kuta, 9 Pebruari 2015

Kemeriahan Pesta Bau Nyale di Kuta pun telah menghadirkan presean yang diikuti oleh pepadu - pepadu dari seluruh pepadu yang berasal dari se Nusa Tenggara Barat. Pelaksanaan Presean ini dilaksanakan sebelum karnaval di Praya 8 Pebruari 2015. Acara presean ini berlangsung dari tanggal 2 – 7 Pebruari 2015 di depan Hotel Tastura Kuta. Selain presean juga festival Mandalika juga mengadakan pemilihan Putri Mandalika dengan puncak pemilihan Putri Mandalika berlangsung di Alun – alun Tastura Muhajirin Praya (8 Pebruari 2015 malam Hari).




carvnaval Praya,8 pebruari 2015

Sementara itu Lomba Lari Maraton 10 K juga ikut mengambil Bagian yang diikuti oleh para pelajar SMP/ sederajat dan SMA/ sederajat se Lombok Tengah. Dimana sekolah-sekolah tersebut harus mengirim para peserta lomba lari marathon 10 K sebanyak 50 orang per sekolah. Lomba lari Marathon 10 K tersebut berlangsung di Desa Rambitan (Start) sampai Depan Hotel Novotel Lombok Seger Desa Kuta (Finish). Pesta Bau Nyale yang merupakan pesta tahunan masyarakat sasak selatan merupakan pesta perdamaian sebagaimana yang tertuang dalam cerita legenda Putri Mandalika. Dimana Putri Sri Rahayu Mandalika (Putri Nyale) tidak menerima bisa mengambil keputusan yang akan menyakiti hati para pengeran yang merebutnya karena paras dan kecantikannya begitu anggun mempesona. Selain itu sang putripun tidak menginginkan pertumpahan darah antara kedua kerajaan yang di bawa oleh pangeran dari kedua kerajaan tersebut. Kedua pangeran tersebut adalah Pangeran Arya Johor dari Kerajaan Johor dan Pangeran Arya Bumbang dari kerajaan Bumbang. Pada akhirnya sang putripun mengumumkan keputusannya setelah melakukan ritual penyembahyakan kepada sang pencipta Tuhan Yang maha Esa. Ritual tersebut sang putri melakukannya demi untuk mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun keputusan sang putri itu akan di sampaikan secara langsung di bukit penampihan pantai Seger Kuta.
Suasana masyarakat Kuta yang turut memeriahkan Bau Nyale, 9 Februari 2015



Keputusan putri Mandalika merupakan keputusan yang bijaksana dan arif sehingga kearipan putri Mandalika sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakan sasak Pujut Lombok Selatan terbukti dengan beramai – ramai datang ke pantai Seger Kuta untuk menangkap Nyale (Bau Nyae – bahasa Sasak). Kini Keramaian bau nyale di pantai Kuta juga tidak terlepas dari campur tangan para penjabat Lombok tengah dari desa sampai Kabupaten. Bahkan kini sudah menjadi salah satu ivent internasional. Pesta Bau Nyale Kuta Lombok kini sudah di kenal di seluruh Mancanegara. Terbukti dengan antusias para wisatawan yang turut memeriahkan pesta Bau Nyale di Kuta 9 – 10 Pebruari 2015.Tanjung menangis yang kini berada di antara bukit penampihan, merupakan saksi bisu terjadinya pengambilan keputusan Putri Mandalika. Dimana sang putri menceburkan diri ke laut. Dalam penceburan diri tersebut, suasana di Pantai Seger Kuta sangatlah hebat. Suasana yang begitu mencekam berubah menjadi suasana yang hiruk pikuk mencari Putri Mandalika. Dalam peristiwa tersebut angin yang sepoi-sepoi juga berubah menjadi sangat kencang, begitu pula cuaca yang sangat cerah berubah menjadi hujan labat yang disertai dengan kilat petir yang menyambar, suara halilintar yang bergemuruh di langit Seger Kuta.Yang hilang ditelan Gelombang Laut Selatan Lombok Tengah. Pristiwa penceburan diri Putri Mandalika sebagai tali welas asih tersebut itu terjadi di waktu pajar. Akan tetapi hasil pencarian tersebut menemukan cacing – cacing laut yang beraneka warna sesuai dengan warna pakaian yang dipakai putri waktu hilang.


 
Suasana di bukit penampihan, 9 Februari 2015

Cacing – cacing tersebut kemudian bagi masyarakat sasak khususnya Pujut mengenalnya sebagai penjelmaan Putri Mandalika yang hilang ditelan Gelombang Laut Selatan Lombok Tengah di kenal sebagai Nyale Nyale tersebut bagi masyarakat setempat hingga kini masih mepercayai bahwa itu merupakan penjelmaan Putri Mandalika yang hilang ditelan Gelombang Laut Selatan Lombok Tengah di kenal sebagai Nyale sebagai tali perdamaian masyarakat Bumi Sasak. Demikian sekilas cerita Legenda Sasak Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.   

Pada Malam Puncak Bau Nyale juga di meriahkan oleh penampilan group musik nasional maupun artis lokal Nusa Tenggara Barat yang diiringi oleh Group band Tri G Kota Mataram. Penampilan Artis Nasional tersebut antara lain diisi oleh Pasha Ungu. Pasha Ungu pada malam puncak festival rakyat bau Nyale tersebut membawakan beberapa lagu yang sudah tidak asing lagi di pendengaran masyarakat sasak pada khusus dan umumnya di pendengaran masyarakat Indonesia.

                                 Antusias perseta karnaval Kuta, 9 Februari 2015



Selain artis nampak hadir disana juga menteri Pariwisata RI didampingi Gubernur NTB TGB. H. M. Zaenul Majdi Abdul Majid Ma. MSC., Bupati Lombok Tengah H. Lalu Suhaili, Anggota DPRD Propinsi maupun DPRD Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah (H.Lalu Patria), Camat se Kabupaten Lombok Tengah, anggota Muspida Tk I Nusa Tenggara Barat, Muspida Tingkat II Lombok Tengah, Kepala Desa se-Kabupaten Lombok Tengah, Bapak Kapolda NTB, Bapak Kapolres Lombok Tengah, Bapak Dandim Wira Bakti Lombok Tengah dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu persatu.
Menjelang Malam Puncak Bau Nyale Kuta, 9 Februari 2015

Menurut H. Lalu Patria Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah menegaskan bahwa vestival Bau Nyale sudah menjadi salah sana vesta terunik di dunia (Sindo TV red). Selain  itu juga beliaupun mengaskan vestival Bau Nyale (Core Ivent) yang berlangsung di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah perlu di lestarikan. Lebih lanjut beliau juga mengharapkan core ivent bau Nyale akan bisa mendongkrang arus wisatan domestik maupaun mancanegara berkunjung ke Nusa Tenggara Barat khususnya ke Desa Kuta. Karena dengan semakin ramainya arus wisatawan yang berkunjung ke Bumi Tatas Tuhu Trasna (Tastura) Bersatu (Beriman Sejahtera dan Bermutu) akan bisa membantu perekonomian masyarakat setempat.

Pada keesokan harinya Selasa, 10 Pebruari 2015, merupakan hari puncak Bau Nyale. Di pagi hari tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah diucapkan Putri Sri Rahayu Mandalika berapa tahun yang silam. Pada waktu fajar dini hari seluruh masyarakat Suku Sasak dari segala penjuru Nusa Tenggara Barat bahkan kini juga turut menyaksikan festival tersebut dari berbagai media cetak maupun media elektronik lokal maupun nasional bahkan luar negeri. Penantian akan tiba saatnya waktu Bau Nyale yang sesuai janji Sang Putri pun dinantikan sejak malam hari. 
Menjelang Malam Puncak Bau Nyale Kuta, 9 Februari 2015

Dalam penantian tersebut pemerintah mempersiapkan berbagai hiburan diantara konser musik Band Tri G, Pasha Unggu dan di tutup oleh pementasan Drama Klosal Putri Mandalika yang dipentaskan oleh Sanggar seni Drama Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga terdapat berbagai jenis tari yang ikut memeriahkan diantaranya Tari selamat datang, Tari Mandalika dan lain-lain.

Akan tetapi apa yang terjadi seluruh masyakat Sasak rupanya merasa kecewa karena Nyale yang mereka tangkap kali ini tidak ada. Masyarakat Sasak pun mengalami kegagalan di karenakan ada beberapa pendapat menyatakan bahwa Bau Nyale kali ini akan ada di bulan Maret 2015. Mungkin saja kegagalan kali ini menepis kebenaran yang selama ini kita percanyakan bahwa Nyale terjadi setiap bulan Pebruari saja. seiring dengan yang dikemukaan sebagian tokoh pemerhati budaya Sasak Bau Nyale menyatakan bahwa Nyale pada tahun ini akan keluar nanti pada bulan Maret. Ditegaskan pula bahwa sebagian dari penduduk Sasak menggap bahwa bulan Pebruari kali ini (2015) masih berada pada bulan ke sembilan perhitungan menurut kalender Sasak. Merekapun pulang dengan tangan hampa hanya mengharapkan mudahan ada Nyale di  pristiwa Nyale. Kegagalan kali ini dianggap karena masih banyak ciri-ciri khas akan terjadi pristiwa tersebut belum begitu nampak. Diantaranya peristiwa angin kencang, hujan lebat disertai gemuruhnya suara halilintar, kilat yang menyambar, pun belum nampak di malam itu. Ada lagi pristiwa alam yang menyertai keluarnya Nyale yaitu hewan kecil yang berterbangan di Kuta yaitu sejenis capuk belum nampak. Begitu juga menurut beberapa orang pemerhati budaya Bau Nyale, ada ciri khusus yang nampak di langit yaitu beberapa bintang yang menyerupai sorong (alat Bau Nyale) tidak nampak malam itu pula. Apabila bintang tersebut nampak di Langit dan berdekatan dengan bulan maka menurut menurut sebagaian masyarakat Sasak, Nyale saat itu akan banyak tertumpah di Seger (sangat banyak keluar Nyale).



                                      Suasana saat pulang di Lenser Kuta, 10 Februari 2015

Kepulangan penduduk Sasak yang pergi Bau Nyale membuat arus Lalu Lintas di wilayah Kuta dan sekitar seketika berubah menjadi satu arah. Padahal ruas jalan di wilayah tersebut terdapat dua lajur. Walaupun demikian masyarakat yang baru saja pulang dari arena Bau Nyale tetap mengijinkan kendaraan yang mau ke Kuta mengunakan Jalur yang sama. Polisi Lombok Tengah yang di oleh Kapoldapun menjaga kestabilan arus Lalu Lintas (Lalin) tersebut untuk mengatasi kemacetan.

                                  Suasana saat pulang di Lenser Kuta, 10 Februari 2015

Akan tetapi pada pukul 08.00 atau le bih terjadi kemacetan sampai 1 atau 2 kilometer yang dipicu oleh adanya salah satu kendaraan dari masyarakat Sasak yang pergi Bau Nyale mengalami kegagalan dalam menanjak tanjakan yang dikenal sebagai jorang PP (Masyarakat Kuta, red). Masalah mundurnya sebuah sebuah mobil pengunjung Bau Nyale itupun dapat diatasi melalui bantuan masyarakat yang melintasi tempat tersebut. Mereka bahu – membahu mendorong mobil tersebut untuk bisa menaiki tanjakan.













                              Pantai kuta dan sekitarnya Kuta, 10 Februari 2015

Kemacetan tersebut terjadi dari tanjakan PP sampai ke bundaran Mong Kuta, yang merupakan jalur by Pass yang berada di kawasan Wisata Kuta. Selain itu pemudik Bau nyalepun di dominasi oleh sepeda motor. Sepeda motor yang mereka pakaipun berbagai macam type. Dari yang kecil sampai ke yang besar. Dari sepeda motor bebek sampai ke vesva. Selain itu juga adapula yang menggunakan sepeda biasa.