KEBIASAAN MASYARAKAT LOMBOK SELATAN GO INTERNASIONAL
TOLONG DI BACA N KOMENTAR DI TUNGGU
Sabtu, 04 April 2015
Selasa, 10 Maret 2015
Minggu, 08 Maret 2015
KEBIASAAN MASYARAKAT LOMBOK SELATAN GO INTERNATIONAL
KEBIASAN MASYARAKAT SASAK SELATAN
GO INTERNASIONAL
Sudah
menjadi suatu tradisi bagi masyarakat suku Sasak Selatan pada setiap bulan
Pebruari – Maret di Pantai Laut Selatan. Kebiasaan masyarakatan tersebut adalah
Budaya Bau Nyale yang jatuh setiap tanggal 19 – 20 bulan sepuluh menurut
kalender Sasak. Dan biasanya tradisi bau nyale tersebut biasanya akan terjadi
pada setiap bulan Pebruari setiap tahun. Kini pada tahun 2015 pun kembali
terjadi pada minggu kedua Bulan Pebruari tepatnya pada tanggal 9 – 10 Pebruari
2015.
Brugaq yang dipakai sebagai singasana para Pangeran,
Putri Mandalika, dan Raja Tunjang Beru (Kerajaan Sekar Kuning) di Kuta, 9 Pebruari 2015
Di tahun ini 2015 kebiasaan masyarakat Suku
Sasak yang berada di Pantai Laut Selatan, yakni Desa – desa yang mendiami
wilayah Kecamatan Pujut pun tak lepas dan tidak bisa melupakan tradisi
tersebut. Merekapun secara mandiri merayakannya dengan cara saling bahu-membahu
mengumpulkan biaya secara materi maupun tenaga untuk merayakan dan menyambut
tradisi tersebut. Kebiasaan masyarakat selatan ini pun tentu tidak terlepas
dari dukungan para pengusaha, tokoh masyakat, tokoh agama, tokoh adat yang
berada di sekitar kecamatan Pujut. Begitu juga pemerintah setempat juga turut
ambil bagian di dalamnya, diantara Bapak
Wakil Bupati Lombok Tengah H. Lalu Normal Suzana, Bapak Camat Pujut, seluruh
Kepala desa se Kecamatan Pujut diantara yang tampak hadir Lalu Badarudin Kepala Desa Kuta, Kepala Desa Rambitan, Kepala Desa
Prabu Jaya.
Perayaan Bau Nyale di Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah pun sangat
meriah. Perayaan itupun dimeriahkan oleh arak – arakan peserta karnaval yang
dilepas oleh Camat Pujut pada Senin sore di depan Hotel Tastura Kuta. Festival
karnaval Bau Nyale yang berlangsung di Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah juga
menampilkan antraksi Gendak Beleq, tarian Amaq Abir dan juga dimeriahkan oleh
pementasan singkat tentang drama klosal Putri Mandalika.
Salah Satu Group
Karnaval Kuta, 9 Februari 2015
Dalam karnaval tersebut nampak ikut berpartisipasi Camat Pujut yang
mengiringi rombongan dari depan Hotel Tastura sampai ke pantai Segar Kuta.
Sementara di Pantai Seger Kuta arak – arakan festival Bau Nyale Masyarakat Kuta
dan sekitarnya telah di tunggu kedataangannya oleh Bapak Bupati Lombok Tengah.
Putri Nyale dari
salah satu peserta karnaval Mandalika. di Kuta, 9 Pebruari
2015
Dalam rombongan arak – arak festival karnaval bau nyale Kuta Nampak juga
antraksi jaran kamput (Kuda Kayu) yang merupakan salah satu antraksi yang
dibawa oleh peserta karnaval yang berasal dari Desa Prabu Jaya. Desa Prabu Jaya
merupakan Pemekaran dari Desa Ketara. Desa Prabu Jaya bersebalahan Langsung
Dengan Desa Kuta. Dimana Desa Kuta merupakan desa tempat pementasan puncak
perhelakan akbar tradisi Bau Nyale Masyarakat Sasak yang mendiami wilayah
pantai Laut Selatan. Selain itu juga Nampak ikut serta didalam karnaval
tersebut adalah kesenian kecimol dusun Mengalung Desa Kuta, dan beberapa kesenian gendeq BeleqJaran Kamput (kuda
Kayu) di Kuta, 9 Pebruari 2015 Beleq yang di bawa oleh masing-masing
dusun yang berada di seluruh desa Se Kecamatan
Pujut. Selain dua jenis musik tradisional sasak (traditional Dance) tersebut juga turut dimeriahkan oleh penampilan antraksi dari grup dram band/ mercing band MTS Negeri Kuta.
Group Marcyng Band MTS Negeri Kuta di Kuta, 9 Pebruari 2015
Sementara di Hotel Novotel Kuta, Bapak Bupati Lombok Tengah H. Normal
Suzana yang menunggu Kedatangan arak - arakan
peserta karnaval di sebelah kanan Hotel Novotel Kuta pun telah mempersiapkan
tata cara penyambutannya. Dalam Sambutannya Bapak Bupati Lombok Tengah
mengatakan bahwa festival Bau Nyale yang berlangsung di Pantai Kuta Kecamatan
Pujut Lombok tengah jangan dijadikan sebagai festival tandingan karnaval Bau Nyale yang sehari sebelumnya sudah diadakan di pusat Kabupaten Lombok Tengah Kota Praya. Selain pernah itu
juga Bapak Bupati Lombok Tengah menambahkan dalam sambutannya menyatakan bahwa
festival Mandalika atau Bau Nyale boleh dilakukan oleh siapapun masyarakat
Sasak Bumi Lombok dari segala elemen baik tingkat RT/RW, Kadus, Desa,
Kecamatan, Bahkan sampai ke Tingkat Propinsi.
Salah Satu Gendeq Beleq tradional dance
Lombok di Kuta, 9 Pebruari 2015
Kemeriahan
Pesta Bau Nyale di Kuta pun telah menghadirkan presean yang diikuti oleh pepadu
- pepadu dari seluruh pepadu yang berasal dari se Nusa Tenggara Barat.
Pelaksanaan Presean ini dilaksanakan sebelum karnaval di Praya 8 Pebruari 2015.
Acara presean ini berlangsung dari tanggal 2 – 7 Pebruari 2015 di depan Hotel
Tastura Kuta. Selain presean juga festival Mandalika juga mengadakan pemilihan
Putri Mandalika dengan puncak pemilihan Putri Mandalika berlangsung di Alun –
alun Tastura Muhajirin Praya (8 Pebruari 2015 malam Hari).
carvnaval Praya,8 pebruari 2015
Sementara itu Lomba
Lari Maraton 10 K juga ikut mengambil Bagian yang diikuti oleh para pelajar
SMP/ sederajat dan SMA/ sederajat se Lombok Tengah. Dimana sekolah-sekolah
tersebut harus mengirim para peserta lomba lari marathon 10 K sebanyak 50 orang
per sekolah. Lomba lari Marathon 10 K tersebut berlangsung di Desa Rambitan
(Start) sampai Depan Hotel Novotel Lombok Seger Desa Kuta (Finish). Pesta
Bau Nyale yang merupakan pesta tahunan masyarakat sasak selatan merupakan pesta
perdamaian sebagaimana yang tertuang dalam cerita legenda Putri Mandalika.
Dimana Putri Sri Rahayu Mandalika (Putri Nyale) tidak menerima bisa mengambil
keputusan yang akan menyakiti hati para pengeran yang merebutnya karena paras
dan kecantikannya begitu anggun mempesona. Selain itu sang putripun tidak
menginginkan pertumpahan darah antara kedua kerajaan yang di bawa oleh pangeran
dari kedua kerajaan tersebut. Kedua pangeran tersebut adalah Pangeran Arya Johor
dari Kerajaan Johor dan Pangeran Arya Bumbang dari kerajaan Bumbang. Pada
akhirnya sang putripun mengumumkan keputusannya setelah melakukan ritual
penyembahyakan kepada sang pencipta Tuhan Yang maha Esa. Ritual tersebut sang
putri melakukannya demi untuk mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun keputusan sang putri itu akan di sampaikan secara
langsung di bukit penampihan pantai Seger Kuta.
Suasana masyarakat
Kuta yang turut memeriahkan Bau Nyale, 9 Februari 2015
Keputusan
putri Mandalika merupakan keputusan yang bijaksana dan arif sehingga kearipan
putri Mandalika sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakan sasak Pujut
Lombok Selatan terbukti dengan beramai – ramai datang ke pantai Seger Kuta
untuk menangkap Nyale (Bau Nyae – bahasa Sasak). Kini Keramaian bau nyale di
pantai Kuta juga tidak terlepas dari campur tangan para penjabat Lombok tengah
dari desa sampai Kabupaten. Bahkan kini sudah menjadi salah satu ivent
internasional. Pesta Bau Nyale Kuta Lombok kini sudah di kenal di seluruh
Mancanegara. Terbukti dengan antusias para wisatawan yang turut memeriahkan
pesta Bau Nyale di Kuta 9 – 10 Pebruari 2015.Tanjung menangis yang kini berada di antara bukit penampihan,
merupakan saksi bisu terjadinya pengambilan keputusan Putri Mandalika. Dimana
sang putri menceburkan diri ke laut. Dalam penceburan diri tersebut, suasana di
Pantai Seger Kuta sangatlah hebat. Suasana yang begitu mencekam berubah menjadi
suasana yang hiruk pikuk mencari Putri Mandalika. Dalam peristiwa tersebut
angin yang sepoi-sepoi juga berubah menjadi sangat kencang, begitu pula cuaca
yang sangat cerah berubah menjadi hujan labat yang disertai dengan kilat petir
yang menyambar, suara halilintar yang bergemuruh di langit Seger Kuta.Yang
hilang ditelan Gelombang Laut Selatan Lombok Tengah. Pristiwa penceburan diri
Putri Mandalika sebagai tali welas asih tersebut itu terjadi di waktu pajar.
Akan tetapi hasil pencarian tersebut menemukan cacing – cacing laut yang
beraneka warna sesuai dengan warna pakaian yang dipakai putri waktu hilang.
Suasana di bukit penampihan, 9 Februari
2015
Cacing
– cacing tersebut kemudian bagi masyarakat sasak khususnya Pujut mengenalnya
sebagai penjelmaan Putri Mandalika yang hilang ditelan Gelombang Laut Selatan
Lombok Tengah di kenal sebagai Nyale Nyale tersebut bagi masyarakat setempat
hingga kini masih mepercayai bahwa itu merupakan penjelmaan Putri Mandalika
yang hilang ditelan Gelombang Laut Selatan Lombok Tengah di kenal sebagai Nyale
sebagai tali perdamaian masyarakat Bumi Sasak. Demikian sekilas cerita Legenda
Sasak Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah Nusa
Tenggara Barat.
Pada Malam Puncak Bau Nyale juga di meriahkan oleh penampilan
group musik nasional maupun artis lokal Nusa Tenggara Barat yang diiringi oleh Group
band Tri G Kota Mataram. Penampilan Artis Nasional tersebut antara lain diisi
oleh Pasha Ungu. Pasha Ungu pada malam puncak festival rakyat bau Nyale
tersebut membawakan beberapa lagu yang sudah tidak asing lagi di pendengaran
masyarakat sasak pada khusus dan umumnya di pendengaran masyarakat Indonesia.
Antusias perseta karnaval Kuta, 9 Februari 2015
Selain artis nampak hadir disana juga menteri
Pariwisata RI didampingi Gubernur NTB TGB. H. M. Zaenul Majdi Abdul Majid Ma.
MSC., Bupati Lombok Tengah H. Lalu Suhaili, Anggota DPRD Propinsi maupun DPRD
Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah (H.Lalu Patria),
Camat se Kabupaten Lombok Tengah, anggota Muspida Tk I Nusa Tenggara Barat,
Muspida Tingkat II Lombok Tengah, Kepala Desa se-Kabupaten Lombok Tengah, Bapak
Kapolda NTB, Bapak Kapolres Lombok Tengah, Bapak Dandim Wira Bakti Lombok
Tengah dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu persatu.
Menjelang Malam Puncak Bau Nyale Kuta, 9
Februari 2015
Menurut H. Lalu Patria Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah
menegaskan bahwa vestival Bau Nyale sudah menjadi salah sana vesta terunik di
dunia (Sindo TV red). Selain itu juga
beliaupun mengaskan vestival Bau Nyale (Core Ivent) yang berlangsung di Pantai
Seger Kuta Lombok Tengah perlu di lestarikan. Lebih lanjut beliau juga
mengharapkan core ivent bau Nyale akan bisa mendongkrang arus wisatan domestik
maupaun mancanegara berkunjung ke Nusa Tenggara Barat khususnya ke Desa Kuta.
Karena dengan semakin ramainya arus wisatawan yang berkunjung ke Bumi Tatas
Tuhu Trasna (Tastura) Bersatu (Beriman Sejahtera dan Bermutu) akan bisa
membantu perekonomian masyarakat setempat.
Pada keesokan harinya Selasa, 10 Pebruari 2015, merupakan
hari puncak Bau Nyale. Di pagi hari tersebut sesuai dengan perjanjian yang
telah diucapkan Putri Sri Rahayu Mandalika berapa tahun yang silam. Pada waktu
fajar dini hari seluruh masyarakat Suku Sasak dari segala penjuru Nusa Tenggara
Barat bahkan kini juga turut menyaksikan festival tersebut dari berbagai media
cetak maupun media elektronik lokal maupun nasional bahkan luar negeri.
Penantian akan tiba saatnya waktu Bau Nyale yang sesuai janji Sang Putri pun
dinantikan sejak malam hari.
Menjelang Malam Puncak Bau Nyale Kuta, 9
Februari 2015
Dalam
penantian tersebut pemerintah mempersiapkan berbagai hiburan diantara konser
musik Band Tri G, Pasha Unggu dan di tutup oleh pementasan Drama Klosal Putri
Mandalika yang dipentaskan oleh Sanggar seni Drama Nusa Tenggara Barat. Selain
itu juga terdapat berbagai jenis tari yang ikut memeriahkan diantaranya Tari
selamat datang, Tari Mandalika dan lain-lain.
Akan tetapi apa yang terjadi seluruh masyakat Sasak rupanya merasa
kecewa karena Nyale yang mereka tangkap kali ini tidak ada. Masyarakat Sasak
pun mengalami kegagalan di karenakan ada beberapa pendapat menyatakan bahwa Bau
Nyale kali ini akan ada di bulan Maret 2015. Mungkin saja kegagalan kali ini
menepis kebenaran yang selama ini kita percanyakan bahwa Nyale terjadi setiap
bulan Pebruari saja. seiring dengan yang dikemukaan sebagian tokoh pemerhati
budaya Sasak Bau Nyale menyatakan bahwa Nyale pada tahun ini akan keluar nanti
pada bulan Maret. Ditegaskan pula bahwa sebagian dari penduduk Sasak menggap
bahwa bulan Pebruari kali ini (2015) masih berada pada bulan ke sembilan
perhitungan menurut kalender Sasak. Merekapun pulang dengan tangan hampa hanya mengharapkan mudahan
ada Nyale di pristiwa Nyale. Kegagalan
kali ini dianggap karena masih banyak ciri-ciri khas akan terjadi pristiwa
tersebut belum begitu nampak. Diantaranya peristiwa angin kencang, hujan lebat
disertai gemuruhnya suara halilintar, kilat yang menyambar, pun belum nampak di
malam itu. Ada lagi pristiwa alam yang menyertai keluarnya Nyale yaitu hewan
kecil yang berterbangan di Kuta yaitu sejenis capuk belum nampak. Begitu juga
menurut beberapa orang pemerhati budaya Bau Nyale, ada ciri khusus yang nampak
di langit yaitu beberapa bintang yang menyerupai sorong (alat Bau Nyale) tidak
nampak malam itu pula. Apabila bintang tersebut nampak di Langit dan berdekatan
dengan bulan maka menurut menurut sebagaian masyarakat Sasak, Nyale saat itu akan
banyak tertumpah di Seger (sangat banyak keluar Nyale).
Suasana saat pulang di Lenser Kuta, 10 Februari 2015
Kepulangan penduduk Sasak yang pergi Bau Nyale membuat
arus Lalu Lintas di wilayah Kuta dan
sekitar seketika berubah menjadi satu arah. Padahal ruas jalan di wilayah
tersebut terdapat dua lajur. Walaupun demikian masyarakat yang baru saja pulang
dari arena Bau Nyale tetap mengijinkan kendaraan yang mau ke Kuta mengunakan
Jalur yang sama. Polisi Lombok Tengah yang di oleh Kapoldapun menjaga
kestabilan arus Lalu Lintas (Lalin) tersebut untuk mengatasi kemacetan.
Suasana saat pulang di Lenser Kuta, 10 Februari 2015
Akan tetapi pada pukul 08.00 atau le bih terjadi kemacetan sampai 1 atau 2 kilometer yang dipicu oleh
adanya salah satu kendaraan dari masyarakat Sasak yang pergi Bau Nyale
mengalami kegagalan dalam menanjak tanjakan yang dikenal sebagai jorang PP
(Masyarakat Kuta, red). Masalah mundurnya sebuah sebuah mobil pengunjung Bau
Nyale itupun dapat diatasi melalui bantuan masyarakat yang melintasi tempat
tersebut. Mereka bahu – membahu mendorong mobil tersebut untuk bisa menaiki
tanjakan.
Pantai kuta dan sekitarnya Kuta, 10 Februari 2015
Kemacetan
tersebut terjadi dari tanjakan PP sampai ke bundaran Mong Kuta, yang merupakan
jalur by Pass yang berada di kawasan Wisata Kuta. Selain itu pemudik Bau
nyalepun di dominasi oleh sepeda motor. Sepeda motor yang mereka pakaipun
berbagai macam type. Dari yang kecil sampai ke yang besar. Dari sepeda motor
bebek sampai ke vesva. Selain itu juga adapula yang menggunakan sepeda biasa.
Langganan:
Postingan (Atom)